Penyedia layanan gim daring Roblox pada Rabu (3/9) mengumumkan rencana untuk memperluas penggunaan teknologi estimasi usia ke seluruh pengguna, sekaligus bekerja sama dengan International Age Rating Coalition (IARC) untuk menghadirkan label usia pada gim dan konten di platform mereka.
“Roblox berkomitmen membangun platform yang aman sekaligus membantu orang tua mengambil keputusan terbaik bagi anak anak mereka,” kata Kepala Pejabat Keamanan Roblox, Matt Kaufman, dalam pernyataan perusahaan yang dikutip TechCrunch pada Rabu (3/9).
“Kami sangat senang dapat bermitra dengan IARC dan berharap kolaborasi ini memberikan kejelasan serta rasa percaya yang lebih besar bagi orang tua di seluruh dunia terkait konten yang sesuai usia,” tambahnya.
Roblox menyatakan bahwa sistem estimasi usia ini akan diterapkan pada akhir tahun bagi seluruh pengguna yang mengakses fitur komunikasi, termasuk obrolan suara dan teks.
Sistem estimasi usia bekerja dengan memindai swafoto pengguna untuk menganalisis ciri wajah dan memperkirakan usia mereka.
Menurut Roblox, kombinasi sistem estimasi usia dengan metode lain, seperti verifikasi usia melalui kartu identitas dan persetujuan orang tua yang terverifikasi, menghasilkan pengukuran usia yang lebih akurat dibandingkan sistem yang hanya meminta anak anak memasukkan tahun kelahiran saat membuat akun.
Roblox juga mengumumkan rencana menghadirkan sistem tambahan yang semakin membatasi interaksi antara orang dewasa dan anak anak di platform mereka.
Melalui kemitraan dengan IARC, Roblox akan mengganti label konten internalnya dengan label yang digunakan oleh lembaga pemeringkat di masing masing negara.
Artinya, pengguna akan melihat label peringkat dari Entertainment Software Rating Board (ESRB) di Amerika Serikat, Game Rating and Administration Committee (GRAC) di Korea Selatan, Unterhaltungssoftware Selbstkontrolle (USK) di Jerman, serta Pan European Game Information (PEGI) di Eropa dan Inggris.
Sistem ini diharapkan membantu orang tua memahami konten gim yang dimainkan anak anak mereka dengan lebih baik, terutama terkait faktor-faktor yang bisa menimbulkan kekhawatiran seperti kekerasan, zat terlarang, bahasa dewasa, dan perjudian.
Langkah ini sejalan dengan pembaruan yang diumumkan perusahaan pada Juli lalu, ketika Roblox memperkenalkan serangkaian fitur keamanan baru.
Fitur keamanan tersebut mencakup sistem verifikasi usia melalui video swafoto untuk mencegah anak di bawah 13 tahun mengakses fitur tertentu, termasuk obrolan suara dan teks tanpa filter, di platform Roblox.
Selain itu, Roblox membatasi pengguna berusia 13 hingga 17 tahun untuk menambahkan orang lain ke “trusted connections” kecuali mereka benar benar mengenal pengguna tersebut di dunia nyata.
Kebijakan baru Roblox hadir menyusul penerapan regulasi ketat di berbagai negara, seperti Online Safety Act di Inggris dan aturan verifikasi usia di Mississippi, Amerika Serikat, yang membuat beberapa platform media sosial berhenti beroperasi di wilayah tersebut.
Selama bertahun tahun, Roblox telah berinvestasi dalam pengembangan fitur keamanan, termasuk Roblox Sentinel, sistem kecerdasan buatan sumber terbuka yang dirancang untuk mendeteksi potensi ancaman terhadap anak sejak dini.
Platform ini juga menyediakan kontrol orang tua, pembatasan komunikasi, serta teknologi yang mampu mendeteksi server di mana sejumlah besar penggunanya melanggar aturan, sehingga server tersebut dapat ditutup.
Meski demikian, menurut gugatan hukum yang diajukan di Amerika Serikat, predator anak masih dapat memanfaatkan platform tersebut.
Penelitian independen bahkan menunjukkan bahwa anak-anak masih berisiko menjumpai konten tidak pantas atau melakukan interaksi yang berbahaya di platform Roblox.





