sekilas.co – Wakil Ketua MPR RI Fraksi PAN, Eddy Soeparno, menilai pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) merupakan langkah positif.
Wakil Ketua Umum DPP PAN itu meyakini pembahasan keduanya berisi hal-hal konstruktif untuk kepentingan masyarakat.
“Saya yakin beliau-beliau itu akan berbicara tentang hal-hal yang positif untuk masyarakat dan selalu mendahulukan masyarakat,” kata Eddy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/10/2025).
Eddy Soeparno adalah politikus yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI periode 2024–2029 dan pernah menjadi Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN).
Menurut Eddy, topik yang mungkin dibicarakan dalam pertemuan antara Prabowo dan Jokowi dapat mencakup berbagai aspek penting, mulai dari ekonomi, politik, hingga demokrasi.
“Apakah itu mengenai pertumbuhan ekonomi, kondisi politik dan keamanan, atau kondisi demokrasi, tetapi semuanya untuk hal-hal yang terbaik bagi masyarakat,” ucapnya.
Selain itu, Eddy menilai pertemuan kedua tokoh itu juga menjadi momentum bagi keduanya untuk saling bertukar pengalaman dalam mengelola pemerintahan dan menghadapi tantangan bangsa.
“Dan saya yakin Pak Prabowo dan Pak Jokowi bertukar pikiran mengenai pengalaman-pengalaman di masa lalu yang bisa menjadi rujukan untuk hal-hal yang lebih baik ke depannya, mulai dari aspek demokrasi, penguatan sendi-sendi ekonomi, dan lain-lain,” ucapnya.
Eddy menegaskan bahwa publik patut menyambut baik pertemuan tersebut, karena diharapkan mampu menghasilkan sinergi positif bagi arah kebijakan nasional ke depan.
“Saya kira hal-hal yang positif yang bisa dihasilkan dari pertemuan beliau-beliau itu,” pungkasnya.
Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) menyoroti pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Sabtu (4/10/2025).
Founder Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) itu menyebut, pertemuan selama dua jam tersebut tidak sekadar ajang silaturahmi biasa.
Menurut Hensa, sejumlah isu hangat belakangan ini bisa menjadi bahan pembicaraan kedua tokoh, mulai dari polemik ijazah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hingga kunjungan tokoh kontroversial Abu Bakar Ba’asyir ke rumah Jokowi di Solo.
Hensa menilai, meskipun Prabowo dan Jokowi dikenal akrab, pertemuan kali ini terasa tidak biasa karena rangkaian kejadian politik sebelum dan sesudahnya.
Demo besar pada 28–31 Agustus 2025 yang menyeret nama Jokowi, reshuffle kabinet, hingga pernyataan Jokowi yang meminta relawannya mendukung Prabowo-Gibran untuk dua periode, menjadi latar belakang yang membuat publik curiga.
“Kejadian selanjutnya apa lagi? Abu Bakar Ba’asyir ke rumahnya Pak Jokowi, terus meningkat eskalasi isu ijazah Gibran, jadi kejadian-kejadian itu yang kemudian akhirnya diduga oleh masyarakat penyebab kenapa Pak Jokowi mengharuskan dirinya ketemu dengan Pak Prabowo,” kata Hensa dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (6/10/2025).
Pertemuan Prabowo dan Jokowi
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menyambangi kediaman Presiden Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (4/10/2025).
Kedatangan Jokowi untuk menemui Presiden Prabowo. Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, mengatakan bahwa Jokowi dan Prabowo bertemu empat mata.
“Pertemuan berlangsung empat mata. Hanya Pak Presiden Prabowo dan Pak Jokowi,” kata Syarif.
Perwira menengah Kepolisian itu menambahkan bahwa Jokowi bertemu Prabowo selama hampir dua jam, dari pukul 13.00 WIB sampai 15.00 WIB.
“Pertemuan dimulai pukul 13.00. Hampir 2 jam,” ujarnya.
Namun, Syarif tidak menjelaskan isi pertemuan, termasuk topik yang dibahas keduanya. Usai pertemuan, Jokowi dan Prabowo melanjutkan agenda masing-masing.





