Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial Universitas Indonesia (DPIS UI) mengembangkan program budidaya lebah madu untuk membuka peluang lapangan kerja, mengingat tingginya angka pengangguran dan minimnya lulusan yang menjadi wirausahawan.
“Program ini digagas dan dijalankan oleh dua dosen pengabdi UI, yakni Dr. Rambat Lupiyoadi dan Dr. Anna Amaliyah Agus dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI,” ujar Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Arie Afriansyah, di Depok, Jumat.
Sebagai tindak lanjut, UI meluncurkan program pengabdian masyarakat bertajuk One School, One Colony (OSOC): Inovasi Model Penumbuhan Kewirausahaan Siswa SMK Berbasis Budidaya Lebah Madu.
OSOC merupakan model pembelajaran kewirausahaan inovatif berbasis pelatihan dan pendampingan bagi siswa SMK melalui budidaya lebah madu trigona.
Bekerja sama dengan Sekolah Himmatul Ummah (HU) Depok, kegiatan pengabdian masyarakat ini digelar pada 24-25 Agustus 2025 di kompleks D’Kandang Amazing Farm, Desa Pasir Putih, Sawangan, Depok.
Kegiatan perdana OSOC dihadiri 48 peserta, meliputi dosen, guru, wali murid, siswa, santri, dan mahasiswa.
Program ini merupakan hasil kolaborasi DPIS UI dengan berbagai institusi, antara lain FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ITL Trisakti, Komunitas Mahasiswa Muslim Unggul Indonesia (KAMMUI), serta Sekolah Himmatul Ummah sebagai tuan rumah.
Pada hari pertama, Minggu (24/8), kegiatan diawali dengan pembekalan materi mengenai keajaiban lebah madu secara ilmiah, termasuk teknik budidaya praktis dari panen hingga pasca panen, rantai pasokan makanan halal, etika bisnis dalam Islam, dan pemanfaatan budidaya lebah madu sebagai model pembelajaran kewirausahaan.
Materi disampaikan langsung oleh pakar dan peneliti lebah madu FTUI, Dr. Muh Sahlan, serta pengusaha perwakilan Asosiasi Perlebahan Indonesia.
DPIS UI juga menyerahkan bantuan koloni lebah kepada Sekolah Himmatul Ummah sebagai modal awal praktik budidaya.
Pada hari kedua, Senin (25/8), peserta mempraktikkan materi yang telah diterima dengan pendampingan mentor.
Praktik meliputi penempatan rumah koloni agar dekat sumber pakan, membuka (unpacking) kotak koloni lebah, panen madu yang langsung dicicipi siswa, serta penjelasan pemanfaatan raw propolis hingga siap dikonsumsi.
Proses pendampingan akan terus berlangsung hingga Oktober 2025 untuk memastikan siswa mampu memelihara dan memanen hasil budidaya lebah dengan baik.
Melalui program OSOC, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman langsung dalam mengelola bisnis budidaya lebah madu.
Diharapkan, OSOC dapat menjadi model berkelanjutan yang menumbuhkan jiwa wirausaha dan kepedulian terhadap lingkungan (ekologi) di kalangan pelajar, sekaligus memberdayakan masyarakat melalui ekonomi sirkular berbasis produk lokal.





