Pakar UI Sebut Kinerja Hulu Pertamina Jadi Penopang Ketahanan Energi Nasional

foto/istimewa

sekilas.co – Pakar ketahanan energi Universitas Indonesia (UI), Ali Ahmudi, menyambut positif masuknya tujuh anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream PT Pertamina (Persero) dalam daftar 10 perusahaan penghasil minyak terbesar di Indonesia.

Menurut dia, dominasi sektor hulu Pertamina tersebut memberikan kontribusi besar dalam menopang ketahanan energi nasional dan menjadi perkembangan yang positif.

Baca juga:

“Ya jelas (menopang ketahanan energi). Dan ini merupakan perkembangan serta tren yang bagus,” ujarnya melalui sambungan telepon di Jakarta, Rabu.

Ali menyatakan bahwa penguatan sektor hulu Pertamina harus dipertahankan dan ditingkatkan. Dominasi ini juga menunjukkan bahwa sektor hulu BUMN migas tersebut semakin mampu bersaing dengan perusahaan asing maupun swasta nasional.

“Dengan kualitas yang sudah seperti itu, artinya mulai bisa dibuat roadmap ke depan untuk mendukung ketahanan energi nasional. Salah satu pilar ketahanan energi itu kan ketersediaan sumber energinya,” katanya.

Terlebih, lanjutnya, selama ini PHE juga berhasil menemukan banyak blok migas baru yang diperkirakan memiliki cadangan cukup besar.

Menurut dia, penguatan sektor hulu Pertamina adalah langkah yang tepat karena kekuatan dan marwah perusahaan migas termasuk perusahaan internasional berada pada sektor hulu.

Seperti perusahaan-perusahaan migas kelas dunia, tambahnya, Saudi Aramco, Total, dan Exxon Mobil juga menempatkan fokus utama pada sektor hulu.

“Kehormatan perusahaan migas itu adalah hulu. Grade A-nya adalah hulu, melalui produksi crude oil maupun gas. Jadi sudah benar jika Pertamina melalui PHE ingin fokus dan memperkuat sektor hulu, karena kekuatan utama memang di hulu,” ujarnya.

Terkait hal itu, Ali mengingatkan agar Pertamina Hulu Energi terus meningkatkan kinerja baik dalam eksplorasi maupun eksploitasi, terutama di tengah upaya menahan laju penurunan produksi migas alami (natural decline).

Melalui peningkatan kinerja tersebut, Pertamina diharapkan dapat semakin berkontribusi menjaga ketahanan energi dan mendukung upaya swasembada energi sebagaimana menjadi cita-cita pemerintah.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan capaian positif produksi minyak nasional menjelang akhir 2025.

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyebut bahwa per 10 November 2025, produksi minyak dalam negeri mencapai 606,02 ribu barel per hari (bph). Ia optimistis produksi akan tetap terjaga hingga akhir tahun.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI (12/11), Djoko memaparkan sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) besar yang berkontribusi pada capaian tersebut.

Berdasarkan data SKK Migas, dari 10 KKKS dengan produksi minyak terbesar per 10 November 2025, tujuh di antaranya merupakan anak perusahaan Pertamina Hulu Energi (PHE).

Ketujuh perusahaan tersebut yaitu: Exxon Mobil Cepu Ltd (PI Pertamina 45%) dengan 153.900 bph; Pertamina Hulu Rokan (151.020 bph); Pertamina EP (68.497 bph); Pertamina Hulu Energi ONWJ (25.501 bph); Pertamina Hulu Mahakam (23.639 bph); Pertamina Hulu Energi OSES (17.177 bph); dan Pertamina Hulu Sanga-Sanga (13.105 bph).

Artikel Terkait