Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mendorong pelaku industri media untuk menemukan model bisnis baru agar media nasional tetap bertahan di tengah dominasi platform digital dan perubahan cara masyarakat mengonsumsi informasi yang kini lebih banyak melalui media sosial.
“Pertanyaannya adalah bagaimana mencari model bisnis baru bagi pers agar bisa tumbuh sehat, kuat, dan tetap menjalankan perannya sebagai pilar keempat demokrasi,” ujar Nezar dalam Seminar Media Sustainability: Strengthening Democracy and Public Trust di Jakarta Pusat, dikutip dari keterangan resmi, Selasa (6/5/2025).
Nezar menilai media nasional memiliki beragam peluang model bisnis yang dapat dijajaki. Salah satunya adalah membangun kolaborasi nyata untuk menghadapi tantangan maraknya misinformasi, disinformasi, dan hoaks yang beredar di platform media sosial.
Nezar juga menyoroti munculnya teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI), yang menurutnya bisa menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri media.
Momentum Hari Kebebasan Pers Sedunia pada 3 Mei disebutnya sebagai saat yang tepat untuk memperkuat jurnalisme berkualitas. Ia mengingatkan bahwa pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Digital dalam Mendukung Jurnalisme Berkualitas.
“Pemerintah berupaya menyeimbangkan hubungan antara media yang menerapkan jurnalisme berkualitas dengan platform digital. Kami berharap langkah ini dapat membantu media bertahan di tengah gempuran teknologi,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Nezar juga menyampaikan empatinya terhadap gelombang PHK di industri pers dan berharap masalah tersebut dapat diselesaikan sesuai aturan yang berlaku.
“Model bisnis yang paling tepat harus dicoba terlebih dahulu. Pilihannya bisa mandiri keluar dari proses platform, atau bekerja sama dengan platform untuk membangun hubungan bisnis yang lebih sehat dan berkelanjutan ke depannya,” tambahnya.
